Integritas Penyelenggara Pemilu Perlu Diperbaiki, Pemilih Jangan Hanya Jadi Suporter Tapi voter

- Rabu, 31 Mei 2023 | 09:51 WIB
Hidayat Nur Sardini saat berbicara dalam Interaktif Talk Show Kesbangpol Kota Semarang. (foto:ist)
Hidayat Nur Sardini saat berbicara dalam Interaktif Talk Show Kesbangpol Kota Semarang. (foto:ist)

POJOKSEMARANG.COM – Masyarakat diharapkan menjadi pemilih yang cerdas dalam menghadapi Pemilu 2024 mendatang. Jangan menjadi pemilih yang hanya sekedar seperti suporter, melainkan menjadi voter.

Harapan itu disampaikan terutama bagi pemilih kalangan milenial yang rata-rata pemilih muda yang akan mewarnai Pemilu 2024. Hal itu seperti yang disampaikan oleh Akademisi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Hidayat Nur Sardini dalam Interaktif talk show yang bertemakan Gerakan Politik Santun Menuju Pemilu 2024 yang Berintegtitas dan Bermartabat yang digelar Kesbangpol Kota Semarang pada Selasa (30/5) di Hotel Aston In Semarang.

“Pemilu berintegtitas, santun dan bermartabat itu tentu sejalan dengan harapan kita semua. Dalam Pemilu ada hak otonom masyarakat untuk memilih dan kapasitas pemilih kita itu memilukan banget. Sebagian besar masyarakat kita hanya suporter, ikut Pemilu pun hanya pada saat kampanye. Karakter masyarakat kita suka melupakan dan suka memaafkan, karena hanya sebagia supporter bukan voter,” kata Ketua Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan Fisip Undip ini.

Baca Juga: Selamat, 15 Guru SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Lolos Jadi Guru Penggerak

Lebih lanjut Hidayat Nur Sardini menuturkan, Pemilu memang merupakan ajang perebutan kekuasaan sah dan legal. Hanya saja dirinya saat ini mencemaskan penyelenggara maupuan pemerintah dalam menjaga integritas untuk kesuksesan Pemilu 2024.

“Saya kira soal peranan pemerintah, secara makro ada masalah. Netralitas pemerintah perlu ditingkatkan, penyelenggara Pemilu juga harus diperbaiki,” ujar Mantan Ketua Bawaslu ini.

Sekretaris PWI Jawa Tengah Setyawan Hendra Kelana yang hadir sebagia nara sumber dalam kesempatan ini menyampaikan pentingnya fungsi edukasi yang perlu ditingkatkan bagi kalangan media. Edukasi dengan memberikan informasi yang akurat menjadi penting ditengah maraknya informasi yang menyesatkan seperti Hoax.

“Yang lebih berbahaya lagi dan patut diwaspadai adalah informasi menyesatkan yang bernuansa SARA, terlebih mengandung muatan politis yang berpotensi memecah belah masyarakat,” tandasnya.

Selain itu, fungsi kontrol sosial juga perlu ditingkatkan kalangan media agar media juga berperan serta aktif dalam menjaga kelangsungan demokrasi yang sehat pada Pemilu 2024 mendatang. “Ketika menghadapi tahun politik, mestinya media bisa lebih arif dan bijak, media arus utama perlu mengontrol kolom komentar, terutama komentar-komentar yang cenderung provokatif dan menyesatkan,” tuturnya.

Baca Juga: Mau Sepeda Motormu Irit, Rajinlah Ngecek Sparepart ini

Kepala Kesbangpol Kota Semarang Sapto Adi Sugihartono menyampaikan ditengah derasnya arus informasi sekarang ini pendidikan politik menjadi penting untuk digalakkan bagi generasi muda. Mengingat ketika membara informasi masih didapati beberapa agenda yang dianggap sebagai kerentanan seperti kasus korupsi dan penegakan hukum di tahun politik.

“Banyak hal bisa digoreng. Maka pendidikan politik juga harus bisa membuka peran partisipasi sosial masyarakat untuk mengawasi proses politik agar demokrasi berlangsung sehat,” imbuhnya.

Selain dari media, parpol politik juga diharapkan untuk melakukan pendirikan politik bagi generasi muda sekarang. “Generasi muda bisa memberikan keuntungan bagi partai politik ketika melakukan ndidikan politik secara intensif. Dimana mereka juga akan dapat kader muda yang berkualitas,” tambahnya.

Baca Juga: BI Mengajar, Mahasiswa Diharapkan Jadi Agen Edukasi Pembayaran Digital

Halaman:

Editor: Alkomari

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Simak Ciri-Ciri Sepatu Pengaman Yang Sudah SNI

Selasa, 8 Agustus 2023 | 20:00 WIB
X