POJOKSEMARANG.COM - Pemerintah berharap instansi terkait bergerak cepat untuk menstabilkan harga beras di pasar. Instruksi ini disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi saat memanggil Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama (Dirut) Perum BULOG Budi Waseso.
“Ini masalah penyaluran, soal operasi pasar. Mendag itu stabilisasi, saya pelaksananya, Pak Arief itu, Badan Pangan Nasional itu yang ngitung neracanya nanti kebutuhannya berapa,” ujar Dirut Perum BULOG Budi Waseso usai mengikuti rapat terbatas (ratas) yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (31/01/2023) seperti yang diakses dari laman setkab.
Budi mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan hingga 300 ribu ton untuk disalurkan melalui operasi pasar. “Yang sudah siap kita edarkan 315 ribu ton. Itu yang akan segera kita turun-turunkan untuk operasi pasar,” ujarnya.
Baca Juga: Walikota Semarang Mbak Ita Bakal Percantik Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Selain itu, lanjut Budi, pihaknya juga mempunyai cadangan beras impor, termasuk beras kualitas premium, yang juga siap untuk disalurkan dalam operasi pasar. “Nanti ini yang kita turunkan ini adalah beras-beras termasuk beras-beras impor yang kualitasnya premium tapi kita tetap menjualnya dengan Rp8.300,” lanjutnya.
Budi pun meminta semua pihak, termasuk satuan tugas pangan hingga masyarakat, untuk bersama-sama mengawasi penyaluran beras tersebut agar tidak terjadi penimbunan maupun permainan harga.
“Kalau enggak kan nanti ada penimbunan, penumpukan. Karena sekali lagi ini kan berasnya beras premium, jadi harganya kalau di lapangan mahal, nah padahal kita berharap ini beras tetap dijual murah karena dari BULOG-nya juga berasnya murah,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Dirut BULOG juga menegaskan bahwa pihaknya siap untuk menyerap hasil petani pada musim panen mendatang. “Kita akan melakukan penyerapan dari panen-panen yang akan datang ini. Ini sudah disiapkan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa berdasarkan kerangka sampel area dari Badan Pusat Statistik (BPS) puncak panen akan terjadi pada bulan Februari dan Maret.
“Setelah panen itu, maka akan mengisi lumbung-lumbung pangan yang ada dulu. Jadi biasanya rumah tangga petani, kemudian stok-stok di penggilingan,” ujar Arief.
Baca Juga: Catatan Pelatih Sementara PSIS M Ridwan Usai Dikalahkan Persib Bandung
Arief menyampaikan, Badan Pangan Nasional telah meminta Perum BULOG untuk menyerap 2,4 juta ton hasil panen di dalam negeri, dengan alokasi 70 persen di panen yang pertama dan sisanya di akhir tahun.
“Saya sudah menugaskan Bulog untuk menyerap sekitar 2,4 juta ton tahun ini, sehingga ini gudang Bulog memang harus dikosongkan. Jadi nanti Bulog akan mengosongkan untuk operasi pasar sebulan terakhir ini,” tandas Arief. (***)
Artikel Terkait
Wujudkan Generasi Emas 2045, SGM Eksplor Salurkan Dukungan Akses Nutrisi bagi Anak Generasi Maju
Kickoff HPN 2023 Jateng, PWI Gelar Dialog Lima Rektor
Catatan Pelatih Sementara PSIS M Ridwan Usai Dikalahkan Persib Bandung
Diboyong Persija Jakarta, Witan Sulaiman Bangga Berseragam Macan Kemayoran
Walikota Semarang Mbak Ita Bakal Percantik Pelabuhan Tanjung Emas Semarang