POJOKSEMARANG.COM - Nanang Irawan eks napiter mengajak generasi muda untuk tidak belajar agama pada orang yang tidak tepat. Belajar agama dipersilahkan, namun yang penting jangan terlalu mudah percaya pada satu orang ustadz saja.
Dirinya mengaku pernah menjadi bagian dari teroris lantaran belajar agama yang tidak tepat yakni mudah percaya pada satu ustadz saja.
"Dulu saya mengaji hanya pada satu ustadz dan saya terlalu mudah percaya untuk mengikutinya. Maka itu anak-anak muda ini kalau mengaji jangan langsung percaya sama satu ustadz, kalau mengaji dicatat lalu tanyakan ke ustadz yang lain bagaimana," terangnya saat menjadi pembicara dalam seminar kebangsaan di Solo, Rabu (21/9).
Nanang Irawan memang semasa sekolah tergolong anak yang pintar. "Waktu SMA saya satu jelas rangking satu, satu sekolahan juga rangking satu," tuturnya.
Nanang pernah menginjak bangku kuliah sebuah kampus di Solo. Niatnya yang ingin serius mempelajari agama akhirnya menyeretnya pada dunia terorisme.
Saat menjadi teroris, dirinya mengaku memang menjadi orang lapangan yang tugasnya mengebom tempat-tempat tertentu. "Saya belajar banyak sampai keluar negeri, bahkan sekarang dilepas ke pasar saja saya bisa beli bahan untuk bikin bom," urainya.
Kini Nanang Irawan menyesali dulu pernah terjerumus lebih dalam menjadi teroris yang mudah mengkafirkan orang lain. "Saya sampai tahu betul ayat ayat apa yang dipakai untuk mendoktrin tindakan teror, itu lebih pada penafsiran ayat saja yang salah," tandasnya.
"Kalau saya ceritakan bisa lama waktunya, ini ga cukup disini. Ceritanya panjang hingga saya kembali seperti ini," tandasnya. (***)
Artikel Terkait
Layanan Perbankan Syariah, Universitas Negeri Semarang Gandeng Bank Syariah Indonesia
PGN Kenalkan LNG Low Carbon di Gastech Exhibition & Conference 2022 Milan
Diskon 35 Persen JNE September Ceria Meringankan Ongkir UMKM
Hendrar Prihadi Mulai Dirayu PDIP Maju Gubernur DKI Jakarta
Prof Sutoyo Tekankan Internalisasi Nilai Pancasila Guna Memupuk Nasionalisme