POJOKSEMARANG.COM - Kebijakan pemerintah memperketat jalur masuk internasional guna mengantisipasi masuknya Covid-19 dengan varian baru Omicron dinilai sudah tepat. Terlebih akhir tahun biasanya intensitas perjalanan antar negara meningkat.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan mendukung langkah yang diambil pemerintah guna mengantisipasi masuknya Varian B.1.1.5.2.9 atau Omicron ke Indonesia.
“Kami setuju karena sudah didiskusikan dengan kami, kami sudah berdiskusi dengan pemerintah, tindakan terbaik yang kita bisa lakukan saat ini,” ujar Iwan dalam keterangan pers yang disampaikan secara virtual, seperti dikutip setkab.go.id.
Diketahui, untuk mencegah masuknya Varian Omicron pemerintah telah melakukan pelarangan masuk bagi Warga Negara Asing (WNA) yang memiliki riwayat perjalanan selama 14 hari terakhir. Dimana 11 negara yang telah mengonfirmasi adanya transmisi komunitas Varian Omicron serta negara/wilayah yang secara geografis berdekatan dengan negara transmisi komunitas kasus varian tersebut. Sebelas negara tersebut diantaranya Afrika Selatan, Botswana, Lesotho, Eswatini, Mozambique, Malawi, Zambia, Zimbabwe, Angola, Namibia, dan Hong Kong. “Jadi kita ambil tindakan supaya varian ini tidak masuk dan menyebar,” imbuhnya.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Perketat Perjalanan Internasional Menyusul Varian Baru di Afrika Selatan
Kewaspadaan sangat diperlukan dalam menghadapi varian baru ini. Iwan menyampaikan, informasi tentang varian baru ini masih berkembang dan akan dievaluasi dalam dua minggu ke depan. “Dalam dua minggu ke depan nanti kita lihat perkembangannya seperti apa, kita bahas lagi yang terbaik tindakan pencegahan untuk Indonesia seperti apa,” ujarnya.
Negara yang termasuk ke dalam daftar pelarangan, imbuh Iwan, perlu menyesuaikan dengan transmisi komunitas yang ada di setiap negara. “Yang perlu kita perhatikan adalah negara-negara yang sudah terjadi transmisi komunitas Varian Omicron-nya. Tapi itu kita perlu amati dan itu kita perlu segera ubah daftar negara-negara itu sesuai dengan perkembangan penyebaran Omicron ini,” terangnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Indonesia telah memiliki jaringan laboratorium yang mampu mendeteksi varian baru COVID-19 secara cepat.
“Dunia dan Indonesia sekarang sudah jauh lebih cepat dan lebih canggih mengidentifikasi varian-varian baru. Varian baru inilah yang menyebabkan lonjakan. Jadi setiap ada Alfa, Beta, Delta, setiap ada varian baru selalu terjadi lonjakan,” ujarnya.
Artikel Terkait
Kabar Baik! Terhitung 1 Desember 2021, WNI Bisa Terbang Langsung ke Arab Saudi
Pulihkan Ekonomi Pasca Pandemi, Ganjar Pranowo Luncurkan Kredit Lapak
Menpora Zaenudin Amali Apresiasi Prokes Borobudur Marathon
Satgas Covid-19 Perketat Perjalanan Internasional Menyusul Varian Baru di Afrika Selatan
Dinilai Berhasil, Germas Kota Semarang Patut Ditiru Daerah Lain