POJOKSEMARANG.COM - Wartawan media mainstream atau arus utama diharapkan tidak tergoda dengan media sosial (medsos) yang mengabaikan kredibilitas dalam penyebaran informasi. Kredibilitas harus dipertahankan karena itu merupakan aset berharga bagi wartawan media mainstream.
Ketua Dewan Kehormatan PWI Jawa Tengah, Sri Mulyadi mengatakan, saat ini media arus utama bersaing ketat dengan medsos, di mana opini publik pijakannya bukan media massa atau media arus utama namun justru medsos.
Menurutnya, menjaga kredibilitas itu menjadi tantangan besar wartawan media arus utama di era banjir informasi seperti sekarang ini. Tantangan lainnya yang juga dihadapi wartawna adalah terjadinya anomali antara memilih tunduk dengan kepentingan publik, kebijakan redaktur, atau pun pemilik media.
Baca Juga: Sambut Kegembiraan Ramadan 2023, IM3 Kampanyekan Serunya Silaturahmi
Hal disampaikan Sri Mulyadi saat memberikan orientasi wartawan kepada peserta Uji Kompetisi Wartawan (UKW) Joglosemar di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Sleman, Yogyakarta, Rabu, (15/3).
"Ketika pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD tentang ‘’Rp 300 T’’ viral di media sosial, aparat turun. Itu fakta. Saya kira ini tantangan bagi wartawan, dan semua pengelola media, bagaimana bisa mempertahankan kredibilitas dan tak mudah terongrong oleh medsos. Kredibilitas adalah aset berharga bagi wartawan dan media,’’ kata Sri Mulyadi yang menyampaikan materi UU No 40/1999 tentang Pers.
Selain Sri Mulyadi, narasumber lain yaitu Sekretaris DKP PWI Jateng Sosiawan yang membedah Kode Perilaku Wartawan, Isdiyanto Isman (PD PRT PWI), serta Ketua Badan UKW PWI Jateng R Widiyartono dan Sekretaris PWI Setiawan Hendra Kelana yang memberikan materi MenyiapkBaca Juga: Sambut Idul Fitri 1444H, AHM Ajak Konsumen 'Mudik dan Balik Bareng Honda'an Wartawan Kompeten.
Acara yang dipandu Seksi Pendidikan PWI Alkomari juga dihadiri Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS, dan Institutional Relations Semen Gresik Yeni Indah Lestari. UKW Joglosemar yang berlangsung 15-17 Maret ini digelar PWI Jateng, PWI Surakarta, dan PWI DI Yogyakarta bekerja sama dengan PT Semen Gresik pabrik Rembang.
Dalam kesempatan yang sama Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud menambahkan, saat ini media sesungguhnya punya watak kepribadian ganda, yaitu wajah malaikat dan sering berpenampilan iblis. Diakuinya, realitas yang terjadi saat ini adalah media turut menyuburkan ‘naluri kepo’ melalui sajian pemberitaannya.
"Kita tak mungkin bisa menghindari situasi ini. Tapi kita harus punya sikap. Okelah, kita bisa memberi ruang berita viral. Tapi kita juga harus membangun idealisme. Artinya ada kepentingan- kepentingan jurnalistik itu bukan persoalan orang yang hampa perasaan,’’ kata dosen dan penulis buku itu.
Baca Juga: Diawali Orientasi, 52 Wartawan Bakal Ikuti UKW Joglosemar di Sleman
Maka dari itu, Amir berharap perlunya menguatkan peran news room sebagai bahan pertimbangan kebijakan pemberitaan yang diisi orang yang punya level wartawan utama. Posisi wartawan utama bukan hanya memberikan keputusan, tapi memberikan konsideran tentang sebuah berita, mulai judul hingga subtansi.
Sementara Sosiawan membedah perilaku-perilaku yang tak boleh dilakukan wartawan, misalnya menyebar hoaks, mengintimidasi, memojokkan, melecehkan, bahkan menghakimi narasumber. Dia juga membahas etika liputan di daerah konflik.
Artikel Terkait
Diawali Orientasi, 52 Wartawan Bakal Ikuti UKW Joglosemar di Sleman
Laba SIG Tembus Rp2,499 Triliun, Naik 18%
Raih UHC Awards, Pemkot Semarang Pertahankan UHC 7 Tahun Berturut-Turut
Resmi Diluncurkan, All New Astra Daihatsu Ayla Pakai Platform DNGA
Sambut Kegembiraan Ramadan 2023, IM3 Kampanyekan Serunya Silaturahmi