POJOKSEMARANG.COM - Malam pergantian tahun selalu dirayakan masyakat di seluruh penjuru dunia, tak lain juga di Indonesia. Namun gemerlap perayaan tahun baru kali ini dipastikan tidak akan hingar bingar seperti tahun-tahun biasanya, mengingat masih dalam masa pandemi Covid-19.
Terlebih lagi sepetri di Indonesia, pemerintah melarang perayaan malam tahun baru di ruang publik seperti lapangan, alun-alun, dan lainnya. hal itu guna mencega penyebaran virus Covid-19 yang masih mengintai masyarakat.
Lantas bagaimana sejarah awal mula munculnya tahu baru. Seperti yang dikutip dari buku The World Book Encyclopedia Vol.14 hal.237 bahwa Bulan Januari diambil dari nama Janus, yaitu dewa yang memiliki dua wajah, Satu wajah menghadap ke (masa) depan dan satu wajah lagi menghadap ke (masa) lalu.
Baca Juga: Malam Tahun Baru 2022, Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Doa Pergantian Tahun
Dalam buku tersebut diceritakan semenjak abad ke-46 SM Raja Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun. Orang Romawi mempersembahkan hari 1 Januari kepada Janus, Dewa Segala Gerbang, Pintu-pintu dan permulaan (waktu) .
Yang merayakan Malam Tahun Baru dengan cara apa pun, adalah mereka ikuti kaum yang merayakan Hari Janus, dengan mengitari api unggun, meniup terompet berpesta dan bernyanyi bersama. Selamat atas para peniru kaum Paganis Romawi yang akan merayakan Malam Tahun Baru atau Hari Janus. (***)
Artikel Terkait
Menghadapi Presiden Jokowi, Gus Yahya Menatap Sinergi PBNU dengan Pemerintah
Juara Dapat Rp1 Miliar, Berikut Daftar Hadiah dan Penghargaan Liga 2
Persis Juara Liga 2, Kaesang Malah Tidak Bisa Tidur
Kebakaran RS Kariadi Semarang, Sistem Kelistrikan Institusi Pelayanan Publik Perlu Dibenahi
Malam Tahun Baru 2022, Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Doa Pergantian Tahun